LAPORAN
AKHIR PRAKTIK LAPANGAN
“ TUMPANG SARI
JAGUNG
DAN KACANG HIJAU ”
Oleh
DERMAWAN
PURBA
E1J010021
JURUSAN
BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2011
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya.dengan judul “Tumpang Sari Tanaman
Jagung (Zea mays) Dan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) yang telah dilaksanakan di Lahan Praktikum Medan baru.
Dalam menyusun laporan hasil ini tidak lepas
dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penyusun ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Orang tua tercinta yang
selalu mendoakan dan memberi motivasi serta
semangat didalam menjalani
kegiatan perkuliahan.
2. Dosen
1. Ir. Edi Turmudi,MS.
2. Ir. Merakawati Handayaningsih,MSc.
3. Widodo,Ph.D.
4. dll
4) Co.Asisten : K’margaretha dan co-ass yang lainnya
5) serta teman-teman lainnya yang tidak
bisa disebut satu per satu
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan
laporan ini,untuk itu, penulis siap menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khusunya bagi
penulis dan bagi pembaca.
Bengkulu, Desember 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan
semakin menyempitnya lahan pertanian, menimbulkan masalah dalam penyediaan
bahan pangan dan mendorong orang untuk mencari teknik budidaya pertanian yang
dapat meningkatkan produktivitas lahan dan efesiensi dalam pemanfaatan faktor
tumbuh. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebbut adalah dengan melaksanakan
sistem pertanaman secara tumpangsari, yaitu penanaman dua macam tanaman atau
lebih pada sebidang tanah dalam waktu yang bersamaan.
Tumpangsari merupakan salah satu bentuk penanaman ganda yang telah banyak
dilaksanakan oleh petani di indonesia. Jenis-jenis tanamn yang sering ditanam
secara tumpangsari adalah jagung-kacang tanah, jagung –kedelai, jagung-padi
gogo, jagung-ubi jalar, dan jagung-ubi kayu.
Dalam sistem tumpangsari produksi pertanaman akan menurun jika dibandingkan
dengan penanaman secara monokultur, tetapi produksi secara keseluruhan
persatuan luas akan meningkat, terutama bila antar tanaman yang
ditumpangsarikan terjadi interaksi yang saling menguntungkan.
Menurut Beets (1982), masalah
utama dalam peningkatan produksivitas lahan dengan sistem tumpangsari yaitu
terjadinya kompetisi antara tanaman yang berbeda jenis (Interspecifik
competition), antar tanaman yang sejenis (Intraspecifik competition), dan
diantara bagian dari tanaman itu sendiri (Interplanting competition), dalam hal
mendapatkan faktor tumbuh.
Dan didalam praktikum lapangan ini
yang dipraktikkan ialah tumpang sari jagung dan kacang hijau.dan berikut mengenai yang dibudidayakan antara lain
sebagai berikut ;
Ø Jagung
Secara umum
tanaman jagung (Zea mays) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
·
Kingdom : Plantae
·
Divisio : Angiospermae
·
Class : Monocotyledoneae
·
Ordo : Poales
·
Famili :Poaceae
·
Genus :Zea
·
Spesies : Zea may
Syarat tumbuh :
·
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase
pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam
awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari,
tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji
yang tidak optimal.
·
Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak
memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya
humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan
ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat
kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m
dpl. Waktu tanam sebaiknya musim penghujan
Ø
Kacang Hijau
Kacang
hijau adalah
sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika.
Tumbuhan yang termasuk suku
polong-polongan (Fabaceae)
ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan
pangan berprotein nabati tinggi.
·
Kerajaan:
|
|
·
Divisi:
|
|
·
Kelas:
|
|
·
Ordo:
|
|
·
Famili:
|
|
·
Genus:
|
|
·
Spesies:
|
V. radiata
|
·
Nama binomial Vigna
radiate
Syarat Tumbuh
·
Kacang hijau (Phaseolus
radiatus) merupakan tanamn tropis yang mengendaki suasana panas selam
hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500m
diatas permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh didataran yang curah
hujannya rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembaban pada tanah bekas yang
dialiri (Iptek.net, 2008).
·
Kacang hijau dapat tumbuh
dengan baik pada tekstur tanah yang liat berlempung banyak mengandung bahan
organic, aerasi dan drainase yang baik. Memiliki struktur tanah yang gembur dan
dingi dengan pH 5,8 - 7,0 optimal 6,7 ( Sumoprastowo, 1996).
·
Kacang hijau dapat tumbuh pada
iklim yang memiliki curah hujan optimal 50-200mm/bulan. Dan juga dengan
temperature 25’ – 27’ C dengan kelembaban udara 50-80 % dan cukup mendapatkan
sinar matahari ( Sutherland, 1996)
1.2
Tujuan
Mempelajari cara budidaya tanaman dengan sistem tumpangsari jagung dan
kacang hijau. Serta membandingkan efek interaksi antar jenis tanaman terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Bahan Dan Alat
Bahan
yang digunakan:
·
Pupuk
Urea = 1349r
·
SP 18
= 96
·
KCL =
72
·
Pestisida
Furadan 3G = 5 gr
·
Benih
Jagung = 20 biji
·
Benih
Kacang tanah = 60 biji
·
Air
Alat
yang digunakan:
·
Cangkul
·
Sabit
·
Tali
rafia
·
Ajir
·
Tugal
·
Meteran
·
Ember
·
Spidol
·
Alat
tulis
·
Timbangan
·
Jangka
Sorong
·
2.2 Metode
2.2.1 Pelaksanaan
1. Membuat petak percobaan berukuran 2,40 m x 2,00 m dengan menggunakan
ajir yang dipasang pada setiap sudut petakan.
2. Melakukan pengolahan tanah dengan cara
membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman kemudian mencangkul hingga
menggemburkan.
3. Membuat siring sebagai batas petakan
sedalam 30 cm dan lebar 50 cm di sekeliling.
4. Meratakan permukaan tanah pada petakan
sehingga tinggi permukaan tanah sama.
5. Menentukan letak lubang tanam berdasarkan
pada jarak yang akan diaplikasikan, yaitu dengan cara menetapkan letak tanaman
sudut = 1/4 x jarak tanamannya, kemudian letak tanaman berikutnya mengikuti
jarak tanamannya.
6. Merentangkan tali jarak tanam sejajar
dengan tipe petakan dan simpul pertama tepat pada letak tanaman sudut, untuk
menentukan lubang tanam pada barisan tanaman, demikian seterusnya.
7. Membuat lubang tanam dengan cara menugal
sedalam 3-4 cm menggunakan tugal tepat pada simpul-simpul tali jarak tanam.
2.2.2
Penanaman
Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan
benih sebanyak dua biji jumlah tanaman
yang diharapkan tumbuh sebelumnya kita tugal terlebih dahulu dengan kedalaman
3-5 cm, kemudian memasukkan Furadan G (± 5 butir pada setiap lubang tersebut).
Memeriksakan bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukkan ,
kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah yang rendah dengan baik.
2.2.3 Pemupukan
Pemupupukan dilakukan secara berimbang
sebanyak 2 kali.Pada
pemupukan pertama yaitu pada saat penanaman, semua pupuk dasar diberikan. Dosis
dasar yang digunakan adalah 96 kg/ha SP 18, 72kg/ha KCL. Sedangkan untuk Urea
diberikan dua kali yaitu 1/3 dosis pada saat tanam, dan 2/3 dosis pada saat
tanaman telah berumur 4 minggu setelah tanam. Memberikan pupuk ini dengan cara
meletakkan didalam alur yang dibuat pada salah satu sisi 5-7,5 cm dari barisan
tanaman. Setelah semua pupuk diberikan maka alur yang telah diberi pupuk tadi
ditimbun dengan baik.
Perlakuan jenis tanaman pada sistem tumpangsari
|
Dosis Setiap Jenis Pupuk (kg/ha)
|
|||
Urea
|
SP 18
|
KCL
|
||
Pertama
|
Kedua
|
|||
Jagung – Kacang hijau
|
48
|
96
|
96
|
72
|
2.2.4. Pemeliharaan
Melakukan penyiraman setiap hari pagi dan sore pada setiap alur lubang
tanam hingga tanah cukup basah. Seminggu setelah tanam, melakukan penanam
susulan (penyulaman) pada lubang tanam benihnya tidak tumbuh atau tumbuh tidak
normal dengan menggunakan benih dan cara yang sama dengan penanam awal.
Melakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma, menggemburkan tanah dan
membumbun perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam,
dan melakukan pula pemupukan kedua untuk tanaman jagung.
Bila terdapat gejala serangan hama atau
penyakit pada tanamannya, melakukan pengendalian secara kimiawi dengan
meyemprotkan larutan pestisida terhadap semua tanaman di seluruh petakan
tersebut. Memperhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuaikan dengan jenis
OPT, tingkat serangan dan keadaan lingkungan.
2.2.2 Cara Pengamatan
1. Mengamati tipe perkecambahan benih jagung
dengan benih kacang hijau
2. Menghitung berapa persen jumlah benih
jagung dan kacang hijau yang tumbuh pada umur 1 minggu setelah tanam.
3. Memilih 5 tanaman contoh pada umur 3
minggu setelah tanam secara acak dan memberi ajir atau patokan yang telah
diberi nomor. Menghindari tanaman yang pinggir untuk dijadikan tanaman sampel
atau tanaman diujung baris. Setelah itu mengamati tanaman sampel ini setiap minggu
dengan menghitung :
4. Tinggi tanaman (Meluruskan daun keatas),
mengukurnya dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi untuk jagung
sedangkan untuk kacang hijau sampai batas titik tumbuh
5. Menghitung jumlah daun
6. Jumlah cabang pada kacang hijau
BAB III
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Pengamatan
#1 # # # # # # # # #10
#11 # # # # # # # # #20
O1 O O O O5
#21 # # # # # # # # #30
U
#31 # # # # # # # # #40
T B
#41 # # # # # # # # #50
S
O6 O O O O10
#51 # # # # # # # # #60
|
Gambar 1.1.Denah Petakan pada kebun
percobaan (#=Kacang Hijau dan O=Taman Jagung)
Persentase Tumbuh
Tanaman
setelah penjarangan adalah sebagai berikut ;
·
Jagung = 10/10 x 100% = 100%
·
Kacang hijau = 59/60 x 100% = 98,3 %
1.Tumpang sari
jagung dan kacang hijau
a.
Tinggi tanaman
jagung(dalam cm,diukur sampai pucak daun tertinggi)
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Tinggi akhir
|
JG- 2
|
13
|
19,5
|
27
|
64
|
JG-3
|
21
|
27
|
31
|
98
|
JG-4
|
20
|
29
|
43
|
120
|
JG-8
|
16
|
20,5
|
22
|
84
|
JG-9
|
17
|
20
|
23,5
|
100
|
Rata-rata
|
17,4
|
25,3
|
30,75
|
93,2
|
b.
Tinggi tanaman
kacang hijau(dalam satuan cm dan dimulai dari titik tumbuh )
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Tinggi akhir
|
KH-14
|
9
|
10,5
|
13
|
17
|
KH-19
|
10
|
13
|
15,5
|
26
|
KH-25
|
8
|
10
|
11
|
16
|
KH-33
|
6
|
7,5
|
9
|
14
|
KH-39
|
9
|
10,5
|
13,5
|
19
|
Rata-rata
|
8,4
|
10,3
|
12,4
|
18,4
|
c.
Jumlah daun tanaman jagung (daun primer tidak
dihitung)
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Jlh Daun akhir
|
JG- 2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
JG-3
|
3
|
4
|
5
|
7
|
JG-4
|
4
|
5
|
6
|
7
|
JG-8
|
3
|
4
|
4
|
6
|
JG-9
|
3
|
4
|
6
|
7
|
Rata-rata
|
3,2
|
4,2
|
5,2
|
6,6
|
d.
Berat basah
jagung
Sampel
|
Berat basah
(Gr)
|
JG- 2
|
60
|
JG-3
|
140
|
JG-4
|
84
|
JG-8
|
72
|
JG-9
|
71
|
Rata-rata
|
85,4
|
daun
tanaman kacang hijau( daun primer tidak dihitung)
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Jlh Daun akhir
|
KH-14
|
7
|
9
|
12
|
16
|
KH-19
|
10
|
12
|
18
|
25
|
KH-25
|
7
|
9
|
12
|
17
|
KH-33
|
5
|
6
|
12
|
18
|
KH-39
|
7
|
9
|
15
|
20
|
Rata-rata
|
7,2
|
9
|
13,8
|
19,2
|
f.
Berat
basah,jumlah polong,dan berat polong kacang hijau
Sampel
|
Berat basah
(gr)
|
Jumlah polong
|
Berat polong
(gr)
|
KH-14
|
40
|
10
|
20
|
KH-19
|
70
|
9
|
25
|
KH-25
|
50
|
10
|
17
|
KH-33
|
56
|
11
|
24
|
KH-39
|
52
|
10
|
19
|
Rata-rata
|
53,6
|
10
|
21
|
3.2 Perbandingan Hasil Pengamatan dengan data Melisha (tumpang
sari kacang hijau –kacang tanah)
a.
Tinggi tanaman Kacang Tanah (cm)
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Tinggi akhir
|
A
|
4
|
8
|
22
|
27
|
B
|
2
|
4
|
13
|
24
|
C
|
3
|
6
|
18
|
25
|
D
|
2
|
4
|
20
|
26
|
E
|
3
|
6
|
18
|
23
|
Rata-rata
|
2,8
|
5,6
|
18,2
|
25
|
b.
Tinggi tanaman
kacang hijau (cm)
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Tinggi akhir
|
A
|
5
|
9,5
|
11,5
|
16
|
B
|
10,5
|
12,5
|
17
|
21
|
C
|
5
|
7
|
13
|
17
|
D
|
6
|
7,5
|
13
|
15
|
E
|
7
|
7
|
11
|
14
|
Rata-rata
|
6,7
|
8,7
|
13
|
16,6
|
c.
Jumlah daun tanaman Kacang tanah
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Jlh daun
terakhir
|
A
|
3
|
6
|
4
|
6
|
B
|
2
|
4
|
3
|
5
|
C
|
3
|
7
|
6
|
7
|
D
|
2
|
4
|
6
|
8
|
E
|
2
|
3
|
5
|
7
|
Rata-rata
|
2,4
|
4,8
|
4,8
|
6,6
|
d.
Jumlah daun
tanaman kacang hijau( daun primer tidak dihitung)
Sampel
|
Minggu 1
|
Minggu 2
|
Minggu 3
|
Jlh daun
terakhir
|
A
|
5
|
9
|
12
|
16
|
B
|
8
|
9
|
15
|
18
|
C
|
8
|
9
|
18
|
24
|
D
|
6
|
9
|
12
|
16
|
E
|
5
|
9
|
12
|
17
|
Rata-rata
|
6
|
9
|
14
|
18,2
|
e.
Berat basah,jumlah
polong dan berat polong tanah
Sampel
|
Berat basah
(gr)
|
Jumlah polong
|
Berat polong
(gr)
|
A
|
65
|
13
|
32
|
B
|
58
|
11
|
28
|
C
|
63
|
12
|
27
|
D
|
76
|
13
|
24
|
E
|
68
|
10
|
19
|
Rata-rata
|
66
|
11,8
|
26
|
f.
jumlah polong dan
berat polong kacang hijau
Sampel
|
Berat basah
(gr)
|
Jumlah polong
|
Berat polong
(gr)
|
A
|
64
|
15
|
32
|
B
|
56
|
12
|
25
|
C
|
61
|
13
|
20
|
D
|
75
|
14
|
24
|
E
|
67
|
10
|
19
|
Rata-rata
|
64,4
|
12,8
|
24
|
3.3 Pembahasan
Dalam sistem tumpangsari produksi pertanaman akan
menurun jika dibandingkan dengan penanaman secara monokultur, tetapi produksi
secara keseluruhan persatuan luas akan meningkat, terutama bila antar tanaman
yang ditumpangsarikan terjadi interaksi yang saling menguntungkan.
Dan dari data diatas terlihat bahwa perbedaan antara tumpang sari
“Jagung-Kacang Hijau” dengan “Kacang Tanah –Kacang Hijau” yang didapatkan
melalui sampel tampak jauh berbeda pada tinggi tanaman kacang hijau yang sampel
dibudidayakan melisha dimana tinggi tanman kacang hijau lebih tinggi
rata-ratanya yang mencapai 18,4 cm sedangkan sampel melisa hanya 16,4 dan yang
paling ditekankan disini untuk dibandingkan adalah tanman kacang hijau.
Sedangkan untuk bagian lain seperti
jumlah daun ,jumlah polong serta berat basah dilihat dari data yang ada diatas,
melisa lebih unggul kecuali pada tanaman jagung karena jenis tanaman yang
berbeda jadi tidak dapat dibandingkan .
Adapun dilihat sari keunggulan dari
melisha disebabkan oleh lahan yang digunakan lebih baik dibandingkan lahan yang
saya gunakan dimana kondisi tanah
yang digunakan untuk penelitian ini merupakan lahan pertanian yang telah lama
dibiarkan dengan keadaan vegetasi berupa rerumputan dan
semak.
Permukaaan tanahnya relatif datar dan banyak
terdapat seresah yang sangat sukar
dihancurkan dan Saat
berlangsungnya pengolahan
tanah keadaaan iklim sangat tidak
mendukung karena curah hujan pada
saat itu rendah dan suhu
udara tinggi berkisar 28 0C sampai 30 0C.
Pada saat penanam telah dilakukan 1x
penyulaman terutama pada benih jagung akibat kesalahan bibit yang menyebabkan
tidak ada yang tumbuh sama sekali.dan sepanjang masa pertumbuhan tanaman dari
perkecambahan hingga menjelang fase
generatif tanaman jagung - kacang hijau yang saya tanam pertumbuhannya sangat
lambat apabila dibandingkan dengan tumpang sari yang dilakukan teman saya
(kacang hijau-kacang tanah) perbedaanya terletak pada tinggi dan jumlah daun
rata yang cukup signifikan seperti data yang tertera pada lembar hasil
pengamatan yang telah dirata-ratakan.
Hal
tersebut diduga disebabkan oleh ph tanah,BO yang rendah serta jarak tanaman
yang memungkinkan persaingan unsur hara .Hal tersebut dikuatkan oleh bukti
bahwa tanaman kacang dan jagung mengalami gejala kerdil dan diperparah oleh
klorosis yang terjadi pada jagung sehingga meskipun telah dikoreksi kekurangan
hara tersebut tanaman tetap kerdil dan menyebabkan tanaman jagung harus dipanen
tanpa adanya buah.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari
hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa poin-poin penting antara lain
sebagai berikut:
·
Dilihat dari hasil tumpang sari kacang tanah-kacang hijau
lebih menguntungkan dari pada jagung-kacang hijau
·
Jagung dan kacang hijau sebaiknya ditanam pada akhir musim kemarau
agar ketersediaan air dapat terpenuhi
·
Pengaturan jarak tanam semata-mata untuk menjaga tanaman
agar tidak saling berkompetisi pada saat masa pertumbuhan untuk mendapatkan
unsur hara.
Dan cahaya
·
PH dan kandungan bahan organik sangat menentukan dalam
tersedianya unsur hara bagi tanaman
4.2 Saran
Adapun
saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut ;
1. Yang pertama
ialah bahwa spada saat pengolahan lahan dilakukan pengapuran dan pemberian kompos
(Bahan Organik) untuk menjaga ph,struktur,aerasi tanah,UH sehingga ideal bagi
pertumbuhan tanaman.
2. Hendaknya benih
dipersiapkan matang oleh pihak lab agar tidak terjadi banyak penyulaman akibat
benih yang tidak tumbuh
DAFTAR PUSTAKA
- v http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/jagung/
- v http://epetani.deptan.go.id/budidaya/teknologi-budidaya-kacang-hijau-1495
- v Turmudi, E. 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Agronomi. Faperta Unib.
- v http://epetani.deptan.go.id/budidaya/teknologi-budidaya-kacang-hijau-1495
- v http://id.wikipedia.org/wiki/Kacang_hijau
- v http://id.wikipedia.org/wiki/jagung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar