Jumat, 15 Juni 2012

LAPORAN AKHIR DASAR_DASAR AGRONOMI (DASGRON)_“ TUMPANG SARI JAGUNG DAN KACANG HIJAU ”


LAPORAN AKHIR PRAKTIK LAPANGAN
TUMPANG SARI
JAGUNG DAN KACANG HIJAU
 
Oleh
DERMAWAN PURBA
E1J010021

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2011

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.dengan judul  Tumpang Sari Tanaman Jagung (Zea mays) Dan Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) yang telah dilaksanakan di Lahan Praktikum Medan baru.
Dalam menyusun laporan hasil ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1.      Orang tua tercinta yang selalu mendoakan dan memberi motivasi serta     semangat didalam menjalani kegiatan perkuliahan.
2.      Dosen
1.      Ir. Edi Turmudi,MS.
2.      Ir. Merakawati Handayaningsih,MSc.
3.      Widodo,Ph.D.
4.      dll
4)   Co.Asisten : K’margaretha dan co-ass yang lainnya
5)  serta teman-teman lainnya yang tidak bisa disebut satu per satu

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini,untuk itu, penulis siap menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan bagi pembaca.

Bengkulu,       Desember 2011


Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
   Pertambahan jumlah penduduk yang pesat dan semakin menyempitnya lahan pertanian, menimbulkan masalah dalam penyediaan bahan pangan dan mendorong orang untuk mencari teknik budidaya pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan efesiensi dalam pemanfaatan faktor tumbuh. Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebbut adalah dengan melaksanakan sistem pertanaman secara tumpangsari, yaitu penanaman dua macam tanaman atau lebih pada sebidang tanah dalam waktu yang bersamaan.
Tumpangsari merupakan salah satu bentuk penanaman ganda yang telah banyak dilaksanakan oleh petani di indonesia. Jenis-jenis tanamn yang sering ditanam secara tumpangsari adalah jagung-kacang tanah, jagung –kedelai, jagung-padi gogo, jagung-ubi jalar, dan jagung-ubi kayu.
Dalam sistem tumpangsari produksi pertanaman akan menurun jika dibandingkan dengan penanaman secara monokultur, tetapi produksi secara keseluruhan persatuan luas akan meningkat, terutama bila antar tanaman yang ditumpangsarikan terjadi interaksi yang saling menguntungkan.
Menurut Beets (1982), masalah utama dalam peningkatan produksivitas lahan dengan sistem tumpangsari yaitu terjadinya kompetisi antara tanaman yang berbeda jenis (Interspecifik competition), antar tanaman yang sejenis (Intraspecifik competition), dan diantara bagian dari tanaman itu sendiri (Interplanting competition), dalam hal mendapatkan faktor tumbuh.
Dan didalam praktikum lapangan ini yang dipraktikkan ialah tumpang sari jagung dan kacang hijau.dan berikut  mengenai yang dibudidayakan antara lain sebagai berikut ;
Ø  Jagung
            Secara umum tanaman jagung (Zea mays) dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Klasifikasi ilmiah      
·         Kingdom : Plantae
·         Divisio : Angiospermae
·         Class : Monocotyledoneae
·         Ordo : Poales
·         Famili :Poaceae
·         Genus :Zea
·         Spesies : Zea may
Syarat tumbuh :
·         Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal.
·         Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl. Waktu tanam sebaiknya musim penghujan
Ø  Kacang Hijau
            Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi.

Klasifikasi ilmiah       
·         Kerajaan:
·         Divisi:
·         Kelas:
·         Ordo:
·         Famili:
·         Genus:
·         Spesies:
V. radiata
·         Nama binomial Vigna radiate

Syarat Tumbuh
·         Kacang hijau (Phaseolus radiatus) merupakan tanamn tropis yang mengendaki suasana panas selam hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500m diatas permukaan laut. Tanaman kacang hijau dapat tumbuh didataran yang curah hujannya rendah dengan memanfaatkan sisa-sisa kelembaban pada tanah bekas yang dialiri (Iptek.net, 2008).
·         Kacang hijau dapat tumbuh dengan baik pada tekstur tanah yang liat berlempung banyak mengandung bahan organic, aerasi dan drainase yang baik. Memiliki struktur tanah yang gembur dan dingi dengan pH 5,8 - 7,0 optimal 6,7 ( Sumoprastowo, 1996).
·         Kacang hijau dapat tumbuh pada iklim yang memiliki curah hujan optimal 50-200mm/bulan. Dan juga dengan temperature 25’ – 27’ C dengan kelembaban udara 50-80 % dan cukup mendapatkan sinar matahari ( Sutherland, 1996)

1.2  Tujuan
Mempelajari cara budidaya tanaman dengan sistem tumpangsari jagung dan kacang hijau. Serta membandingkan efek interaksi antar jenis tanaman terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.



BAB II
METODOLOGI

2.1 Bahan Dan Alat
         Bahan yang digunakan:
·         Pupuk Urea = 1349r
·         SP 18 = 96
·         KCL = 72
·         Pestisida Furadan 3G = 5 gr
·         Benih Jagung = 20 biji
·         Benih Kacang tanah = 60 biji
·         Air

         Alat yang digunakan:
·         Cangkul
·         Sabit
·         Tali rafia
·         Ajir
·         Tugal
·         Meteran
·         Ember
·         Spidol
·         Alat tulis
·         Timbangan
·         Jangka Sorong
·          
2.2 Metode
2.2.1  Pelaksanaan
1.      Membuat petak percobaan  berukuran 2,40 m x 2,00 m dengan menggunakan ajir yang dipasang pada setiap sudut petakan.
2.      Melakukan pengolahan tanah dengan cara membersihkan lahan dari gulma dan sisa tanaman kemudian mencangkul hingga menggemburkan.
3.      Membuat siring sebagai batas petakan sedalam 30 cm dan lebar 50 cm di sekeliling.
4.      Meratakan permukaan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama.
5.      Menentukan letak lubang tanam berdasarkan pada jarak yang akan diaplikasikan, yaitu dengan cara menetapkan letak tanaman sudut = 1/4 x jarak tanamannya, kemudian letak tanaman berikutnya mengikuti jarak tanamannya.
6.      Merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tipe petakan dan simpul pertama tepat pada letak tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan tanaman, demikian seterusnya.
7.      Membuat lubang tanam dengan cara menugal sedalam 3-4 cm menggunakan tugal tepat pada simpul-simpul tali jarak tanam.
2.2.2                 Penanaman
Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak  dua biji jumlah tanaman yang diharapkan tumbuh sebelumnya kita tugal terlebih dahulu dengan kedalaman 3-5 cm, kemudian memasukkan Furadan G (± 5 butir pada setiap lubang tersebut). Memeriksakan bahwa lubang tanam telah ada benih dan furadan yang dimasukkan , kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah yang rendah dengan baik.
2.2.3       Pemupukan
         Pemupupukan dilakukan secara berimbang sebanyak 2 kali.Pada pemupukan pertama yaitu pada saat penanaman, semua pupuk dasar diberikan. Dosis dasar yang digunakan adalah 96 kg/ha SP 18, 72kg/ha KCL. Sedangkan untuk Urea diberikan dua kali yaitu 1/3 dosis pada saat tanam, dan 2/3 dosis pada saat tanaman telah berumur 4 minggu setelah tanam. Memberikan pupuk ini dengan cara meletakkan didalam alur yang dibuat pada salah satu sisi 5-7,5 cm dari barisan tanaman. Setelah semua pupuk diberikan maka alur yang telah diberi pupuk tadi ditimbun dengan baik.


Perlakuan jenis tanaman pada sistem tumpangsari
Dosis Setiap Jenis Pupuk (kg/ha)
Urea
SP 18
KCL
Pertama
Kedua
Jagung – Kacang hijau
48
96
96
72
2.2.4.      Pemeliharaan
         Melakukan penyiraman setiap hari pagi dan sore pada setiap alur lubang tanam hingga tanah cukup basah. Seminggu setelah tanam, melakukan penanam susulan (penyulaman) pada lubang tanam benihnya tidak tumbuh atau tumbuh tidak normal dengan menggunakan benih dan cara yang sama dengan penanam awal. Melakukan penyiangan untuk mengendalikan gulma, menggemburkan tanah dan membumbun perakaran tanaman pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam, dan melakukan pula pemupukan kedua untuk tanaman jagung.
         Bila terdapat gejala serangan hama atau penyakit pada tanamannya, melakukan pengendalian secara kimiawi dengan meyemprotkan larutan pestisida terhadap semua tanaman di seluruh petakan tersebut. Memperhatikan jenis, dosis dan cara aplikasinya sesuaikan dengan jenis OPT, tingkat serangan dan keadaan lingkungan.

2.2.2 Cara Pengamatan
1.      Mengamati tipe perkecambahan benih jagung dengan benih kacang hijau
2.      Menghitung berapa persen jumlah benih jagung dan kacang hijau yang tumbuh pada umur 1 minggu setelah tanam.
3.      Memilih 5 tanaman contoh pada umur 3 minggu setelah tanam secara acak dan memberi ajir atau patokan yang telah diberi nomor. Menghindari tanaman yang pinggir untuk dijadikan tanaman sampel atau tanaman diujung baris. Setelah itu mengamati tanaman sampel ini setiap minggu dengan menghitung :
4.      Tinggi tanaman (Meluruskan daun keatas), mengukurnya dari pangkal batang sampai ujung daun tertinggi untuk jagung sedangkan untuk kacang hijau sampai batas titik tumbuh
5.      Menghitung jumlah daun
6.      Jumlah cabang pada kacang hijau
BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
          3.1 Hasil Pengamatan

#1        #          #          #          #          #          #          #          #          #10

#11      #          #          #          #          #          #          #          #          #20

     O1                    O                     O                     O                     O5

#21      #          #          #          #          #          #          #          #          #30
                                                                                                                                U
#31      #          #          #          #          #          #          #          #          #40
                                                                                                                        T               B
#41      #          #          #          #          #          #          #          #          #50
                                                                                                                                 S
O6                         O                     O                     O                     O10

#51      #          #          #          #          #          #          #          #          #60


Gambar 1.1.Denah Petakan pada kebun percobaan (#=Kacang Hijau dan O=Taman Jagung)
            Persentase Tumbuh Tanaman setelah penjarangan  adalah sebagai berikut ;
·         Jagung             =  10/10 x 100% = 100%
·         Kacang hijau   = 59/60 x 100%  =  98,3 %
1.Tumpang sari jagung dan kacang hijau
a.      Tinggi tanaman jagung(dalam cm,diukur sampai pucak daun tertinggi)
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Tinggi akhir
JG- 2
13
19,5
27
64
JG-3
21
27
31
98
JG-4
20
29
43
120
JG-8
16
20,5
22
84
JG-9
17
20
23,5
100
Rata-rata
17,4
25,3
30,75
93,2

b.      Tinggi tanaman kacang hijau(dalam satuan cm dan dimulai dari titik tumbuh )
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Tinggi akhir
KH-14
9
10,5
13
17
KH-19
10
13
15,5
26
KH-25
8
10
11
16
KH-33
6
7,5
9
14
KH-39
9
10,5
13,5
19
Rata-rata
8,4
10,3
12,4
18,4

c.       Jumlah  daun tanaman jagung (daun primer tidak dihitung)
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Jlh Daun akhir
JG- 2
3
4
5
6
JG-3
3
4
5
7
JG-4
4
5
6
7
JG-8
3
4
4
6
JG-9
3
4
6
7
Rata-rata
3,2
4,2
5,2
6,6
d.      Berat basah jagung
Sampel
Berat basah (Gr)
JG- 2
60
JG-3
140
JG-4
84
JG-8
72
JG-9
71
Rata-rata
85,4

daun tanaman kacang hijau( daun primer tidak dihitung)
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Jlh Daun akhir
KH-14
7
9
12
16
KH-19
10
12
18
25
KH-25
7
9
12
17
KH-33
5
6
12
18
KH-39
7
9
15
20
Rata-rata
7,2
9
13,8
19,2

f.       Berat basah,jumlah polong,dan berat polong kacang hijau
Sampel
Berat basah (gr)
Jumlah polong
Berat polong (gr)
KH-14
40
10
20
KH-19
70
9
25
KH-25
50
10
17
KH-33
56
11
24
KH-39
52
10
19
Rata-rata
53,6
10
21


3.2 Perbandingan Hasil Pengamatan dengan data Melisha (tumpang sari    kacang hijau –kacang tanah)
a.      Tinggi tanaman Kacang Tanah (cm) 
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Tinggi akhir
A
4
8
22
27
B
2
4
13
24
C
3
6
18
25
D
2
4
20
26
E
3
6
18
23
Rata-rata
2,8
5,6
18,2
25

b.      Tinggi tanaman kacang hijau (cm)
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Tinggi akhir
A
5
9,5
11,5
16
B
10,5
12,5
17
21
C
5
7
13
17
D
6
7,5
13
15
E
7
7
11
14
Rata-rata
6,7
8,7
13
16,6
c.       Jumlah  daun tanaman Kacang tanah
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Jlh daun terakhir
A
3
6
4
6
B
2
4
3
5
C
3
7
6
7
D
2
4
6
8
E
2
3
5
7
Rata-rata
2,4
4,8
4,8
6,6

d.      Jumlah daun tanaman kacang hijau( daun primer tidak dihitung)
Sampel
Minggu 1
Minggu 2
Minggu 3
Jlh daun terakhir
A
5
9
12
16
B
8
9
15
18
C
8
9
18
24
D
6
9
12
16
E
5
9
12
17
Rata-rata
6
9
14
18,2

e.       Berat basah,jumlah polong dan berat polong tanah
Sampel
Berat basah (gr)
Jumlah polong
Berat polong (gr)
A
65
13
32
B
58
11
28
C
63
12
27
D
76
13
24
E
68
10
19
Rata-rata
66
11,8
26

f.       jumlah polong dan berat polong kacang hijau
Sampel
Berat basah (gr)
Jumlah polong
Berat polong (gr)
A
64
15
32
B
56
12
25
C
61
13
20
D
75
14
24
E
67
10
19
Rata-rata
64,4
12,8
24

3.3 Pembahasan
   Dalam sistem tumpangsari produksi pertanaman akan menurun jika dibandingkan dengan penanaman secara monokultur, tetapi produksi secara keseluruhan persatuan luas akan meningkat, terutama bila antar tanaman yang ditumpangsarikan terjadi interaksi yang saling menguntungkan.
Dan dari data diatas terlihat bahwa perbedaan antara tumpang sari “Jagung-Kacang Hijau” dengan “Kacang Tanah –Kacang Hijau” yang didapatkan melalui sampel tampak jauh berbeda pada tinggi tanaman kacang hijau yang sampel dibudidayakan melisha dimana tinggi tanman kacang hijau lebih tinggi rata-ratanya yang mencapai 18,4 cm sedangkan sampel melisa hanya 16,4 dan yang paling ditekankan disini untuk dibandingkan adalah tanman kacang hijau.
Sedangkan untuk bagian lain seperti jumlah daun ,jumlah polong serta berat basah dilihat dari data yang ada diatas, melisa lebih unggul kecuali pada tanaman jagung karena jenis tanaman yang berbeda jadi tidak dapat dibandingkan .
Adapun dilihat sari keunggulan dari melisha disebabkan oleh lahan yang digunakan lebih baik dibandingkan lahan yang saya gunakan dimana kondisi tanah yang digunakan untuk penelitian ini merupakan lahan pertanian yang telah lama dibiarkan dengan keadaan vegetasi berupa rerumputan dan semak.
 Permukaaan tanahnya relatif datar dan banyak terdapat seresah yang sangat sukar dihancurkan dan Saat berlangsungnya pengolahan tanah keadaaan iklim sangat tidak mendukung karena curah hujan pada saat itu rendah dan suhu udara tinggi berkisar 28 0C sampai 30 0C.
Pada saat penanam telah dilakukan 1x penyulaman terutama pada benih jagung akibat kesalahan bibit yang menyebabkan tidak ada yang tumbuh sama sekali.dan sepanjang masa pertumbuhan tanaman dari perkecambahan  hingga menjelang fase generatif tanaman jagung - kacang hijau yang saya tanam pertumbuhannya sangat lambat apabila dibandingkan dengan tumpang sari yang dilakukan teman saya (kacang hijau-kacang tanah) perbedaanya terletak pada tinggi dan jumlah daun rata yang cukup signifikan seperti data yang tertera pada lembar hasil pengamatan yang telah dirata-ratakan.
Hal tersebut diduga disebabkan oleh ph tanah,BO yang rendah serta jarak tanaman yang memungkinkan persaingan unsur hara .Hal tersebut dikuatkan oleh bukti bahwa tanaman kacang dan jagung mengalami gejala kerdil dan diperparah oleh klorosis yang terjadi pada jagung sehingga meskipun telah dikoreksi kekurangan hara tersebut tanaman tetap kerdil dan menyebabkan tanaman jagung harus dipanen tanpa adanya buah.
 

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa poin-poin penting antara lain sebagai berikut:
·         Dilihat dari hasil tumpang sari kacang tanah-kacang hijau lebih menguntungkan dari pada jagung-kacang hijau
·         Jagung dan kacang hijau sebaiknya ditanam pada akhir musim kemarau agar ketersediaan air dapat terpenuhi
·         Pengaturan jarak tanam semata-mata untuk menjaga tanaman agar tidak saling berkompetisi pada saat masa pertumbuhan untuk mendapatkan unsur hara. Dan cahaya
·         PH dan kandungan bahan organik sangat menentukan dalam tersedianya unsur hara bagi tanaman

4.2  Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan adalah sebagai berikut ;
1.      Yang pertama ialah bahwa spada saat pengolahan lahan dilakukan pengapuran dan pemberian kompos (Bahan Organik) untuk menjaga ph,struktur,aerasi tanah,UH sehingga ideal bagi pertumbuhan tanaman.
2.      Hendaknya benih dipersiapkan matang oleh pihak lab agar tidak terjadi banyak penyulaman akibat benih yang tidak tumbuh


 DAFTAR PUSTAKA

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar