Laporan Praktikum Genetika Dasar
Acara 6
“
REPRODUKSI SEL MITOSIS”
Dermawan Purba
E1J010021
Shift : II
Kelompok: 6
Rabu (12:00-14:00)
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
I.
PENDAHULUAN
Dasar teori
Salah satu ciri fisiologi dari
makluk hidup adalah reproduksi. Reproduksi merupakan suatu upaya dari makluk
hidup untuk memperbanyak diri serta yang lebih penting adalah untuk
melestarikan jenisnya. Pada bagian ujung batang atu ujung akar terdapat suatu
jaringan yang disebut jaringan meristematik. Jaringan meristematik adalah suatu
jaringan yang sel-selnya selalu aktif membelah. Oleh karena itu ujung batang
atau ujung akar dapat bertambah panjang karena mengalami pembelahan sel atau
perbanyakan sel yang disebut Reproduksi sel.
Reproduksi sel pada organisme bersel satu
merupakan cara perkembangbiakan, sedangkan pada organisme bersel banyak
merupakan cara perbanyakan sel, pertumbuhan, dan pembentukan sel kelamin.
Proses reproduksi seluler meliputi proses pembelahan inti untuk membentuk inti
baru (mitosis), diikuti dengan pembagian sitoplasma (sitokinesis). Proses ini
menghasilkan dua inti yang tersipasah dalam sel yang berbeda. Mitosis dan
sitokinesis adalah komponen pembelahan sel yang secara keseluruhan disebut
reproduksi sel. Proses mitosis diseluruh organisme pada dasarnya sama, baik di
hewan waupun di tanaman. Tetapi ada perbedaannya, perbedaan itu tidak mengenai
mitosis dan hanya mengenai pembentukan spindel dan perilaku sitokinisis.
Pembentukan spindel melibatkan sentriol pada hewan, dan tanpa sentriol pada
tanaman tingkat tinggi. Sitokinesis pada hewan terjadi dengan cara furrowing,
sedangkan pada tanaman dengan pembentukan pemisahan sel.
Pada mitosis, semua sifat yang
terkandung di dalam inti sel secara terekam lengkap pada sel baru. Mitosis
terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh pesat, seperti
ujung akar, pucuk, dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada setiap organ-organ
berbeda-beda. (Dotti,Suryati : 2010)
Mitosis merupakan pembelahan
duplikasi di mana sel mereproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel
anak sama dengan jumlah kromosom sel induk. Proses pembelahan mitosis terjadi
pada semua sel tubuh mahluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel
gamet (organ reproduksi). Tujuan pembelahan mitosis adalah mewariskan semua
sifat induk kepada kedua sel anaknya dan berperan penting dalam proses-proses
biologis, seperti pertumbuhan, penggantian sel-sel yang rusak, dan perbaikan jaringan.
Pewarisan sifat induk kepada
kedua sel anaknya terjadi secara bertahap, fase demi fase. Fase-fase tersebut adalah profase,
metafase, anafase, telofase, dan interfase.
Tujuan Praktikum
·
Mengamati tahapan yang ada
dalam proses mitosis
·
Memahami fungsi asetokarmin
untuk mengamati proses mitosis
· Membandingkan dan mendiskusikan perbedaan
setiap fase yang ada pada proses mitosis.
Tinjauan
Pustaka
Pembelahan sel secara garis besar terdiri atas fase
istirahat, fase pembelahan inti, dan pembelahan sitoplasma. Pada tahap ini sel
dianggap istirahat dari proses pembelahan. Meskipun demikian, sebenarnya tahap
interfase merupakan tahap yang aktif dan penting untuk mempersiapkan
pembelahan. Persiapan itu adalah replikasi
DNA (melipat gandakan DNA dari satu salinan menjadi dua salinan). Pada
umumnya sebagian besar waktu hidup sel berada pada fase ini. Selanjutnya
interfase dibagi lagi ke dalam fase gap-1 (G1), fase sintesis (=S), dan fase
gap-2 (=G2).
Pada fase Gap-1, sel-sel belum mengadakan replikasi DNA,
sehingga DNA masih berjumlah satu salinan (1c = 1 copy/salinan), dan diploid
(2n). Pada fase sintesis DNA dalam inti mengalami replikasi atau (penggandaan
jumlah salinan) sehingga pada fase sintesis akhirnya menghasilkan DNA 2 salinan
dan diploid (2c, 2n). Pada fase G2 replikasi DNA telah selesai, dan sel
bersiap-siap mengasakan pembelahan.
Tahap pembelahan inti sel atau karyokinesis, yaitu
pembelahan inti sel. Tahap ini terdiri atas beberapa fase, yaitu : tahap
profase, tahap metafase, tahap anafase dan tahap telofase.Sitokinesis,
pembelahan inti diikuti dengan pembentukan sekat membran sel yang baru, yang
memisahkan dua inti tersebut menjadi dua sel anakan. (Crowder, L. V. 1997)
Setiap sel dalam tubuh kita berasal dari sel yang sudah
ada lebih dulu. Masalah pokok mengenai reproduksi sel dapat lebih jelas pada
organisme seluler. Satu sel khamir yang ditanamkan pada medium yang sesuai akan
menghasilkan beribu-ribu keturunan kecuali suatu kebetulan dari sel keturunan
ini akan sama sifat, struktur dan fungsinya sebagai mana yang dimiliki sel
pertama. (Pai Anna C, 1992)
Proses reprodusi seluler meliputi pembelahan inti untuk
membentuk inti baru (mitosis), diikuti dengan pembagian sitoplasma
(sitokenesis). Proses ini menghasilkan dua buah inti yang terpisah dalam sel
yang berbeda. Mitosis dan sitokenesis merupakan komponen pembelahan sel yang
secara keseluruhan disebut reproduksi sel. Proses mitosis diseluruh organisme
pada dasarnya sama, baik hewan dan tanaman. Memang ada perbedaan mengenai
proses pembelahan sel yang ada pada tanaman dan hewan. Perbedaan itu tidak
mengenai mitosis dan hanya pembentukan spindel dan perilaku sitokenesis.
(Suryo, 2001)
Dalam mitosis, semua sifat yang tergantung pada inti sel
terekan secara lengkap pada sel yang baru. Mitosis terjadi secara aktif pada
jaringan meristem yang sedang tumbuh dengan pesat, seperti pada ujung akar,
pucuk dan tunas. Kecepatan pembelahan sel pada organ-organ berbeda. Sel-sel
epitel, misalnya memiliki hidup relatif pendek. Karena penggantian dan
pembuatan sel-sel baru terjadi secara terus-menerus dan cepat.( Syamsuri, 2004)
III. BAHAN
DAN METODE PRAKTIKUM
3.1. Bahan dan Alat praktikum yang dipergunakan:
- Ujung akar bawang merah
- Pewarna asetokarmin
- Larutan 1 M HCL
- Larutan 70% dan 96% alkohol
- Forset
- Skalpel
- Jarum Pengiris
- Gelas Penutup
- Gelas Objek
- Gelas Pengamat
- Mikroskop
3.2. Cara Kerja Praktikum :
♥
Meneteskan larutan 1M HCL di atas gelas pengamatan secukupnya.
♥
Meletakkan potongan uung akar sepanjang 1 cm di atas HCL tersebut, lebih
Kurang 5 menit. Lebih lama lebih baik.
♥
Mengambil ujung akar yang sudah lunak tersebut dan memindahkan ke gelas
objek yang sebelumnya telah diteteskan dengan asetokarmin.
♥
Cacah potong akar yang ada dalam asetokarmin tersebut dengan skalpel
sampai halus. Ingat! Waktu mencacah jangan terputus akarnya, tapi
dipipihkan
dengan pangkal skalpel. Catat: besi yang ada pada skalpel atau jarum
pengiris
akan bereaksi dengan asetokarmin untuk menghasilkan reaksi pewarna yang
lebih baik.
♥
Menutup gelas objek dengan gelas penutup.
♥ Melewatkan
gelas objek tersebut di atas api alkohol, jangan sampai mendidih,
Kemudian balik slide tersebut, meletakkan diatas tissu dan menekan agak
keras dengan menggunakan ibu jari. Hal ini akan meratakan sel-sel dan
memencarkan jaringan sehingga memungkinkan untuk diamati di bawah
mikroskop.
♥
Meneteskan di atas gelas penutup minyak emerson untuk memperjelas
pengamatan.
♥
Mengamati objek tersebut di bawah mikroskop. Menggunakan pembesaran
rendah (10x) dahulu, kemudian pembesaran lebih tinggi (40x), dan
pembesaran paling tinggi (100x).
♥
Menggambarkan fase-fase mitosis yang dapat ditemukan, mencocokkan pada
fase-fase mitosis yang ada pada preparat yang telah disediakan atau
dengan
bagan yang sudah ada.
Jawaban Pertanyaan
1.
Apakah
kegunaan dari larutan 1M HCL dalam praktikum ini?
Jawaban:
Larutan 1M HCL Berguna melunakkan akar bawang merah supaya lebih mudah
untuk diamati di mikroskop.
2. Apakah kegunaan asetokarmin?
Jawaban:
Sebagai pewarna, karena asetokarmin berwarna merah terang. Sehingga
mempermudah atau memperjelaskan mengamati objek atau proses mitosis yang
terjadi.
3.
Mengapa
digunakan akar bawang merah dalam parktikum ini?
Jawaban:
Akar bawang merah dipakai Karena pada akar bawang merah proses pembelahan
mitosis bisa diamati secara jelas atau halus. Selain itu akar bawang merah
merupakan jaringan meristem yang sedang tumbuh dengan pesat, sehingga
pembelahannya bisa diamati, karena mitosis terjadi secara aktif pada jaringan
ini.
4.
Bahas
secara rinci setiap fase mitosis!
Jawaban:
- Interfase
Selama proses interfase kromosom tidak kelihatan karena benang-benang
kromatin tidak berpilin. Pada fase ini terjadi pembentukan
organel untuk pertumbuhan itu sendiri. Kemudian terjadi sintesis
terutama sintesis materi genetik, yaitu bahan-bahan yang akan diwariskan pada
keturunannya. Materi genetik yang disintesis adalah DNA. Dan terjadi juga
pembentukan organel untuk sel anakan.
- Profase
Benang-benang kromatin semakin menebal dan memendek, menjadi kromosom. Terdapat sister kromatid. Nukleolus
(anak inti) melebur. Benang gelendong
mulai terbentuk.
- Metafase
Kromatid terletak di bidang ekuator, menggantung pada benang spindel
melalui sentromer. Benang-benang spindel tampak semakin jelas dan teratur
seperti kumparan.
- Anafase
Kromosom berada di kutub
masing-masing. Akhir anaphase sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator.
- Telofase
Benang-benang gelendong hilang. Benang-benang kromosom semakin menipis,
berubah menjadi benang kromatin yang tipis. Nukleolus
tampak lagi. Pada akhir telofase terbentuklah dua sel anak yang diploid (2n)
V.
PEMBAHASAN
Dari hasil pengamatan yang kami peroleh, dimana sebagai
bahan yang praktikan menggunakan Ujung akar bawang merah karena pada bagian
ujung akar bawang merah yang jaringan
meristem sedang tumbuh pesat dengan penambahan pewarna asetokarmin sehingga
proses pembelahan mitosis dapat diteliti di bawah mikroskop dengan jelas dan
halus. Fase-fase
mitosis terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telofase.
Reproduksi
sel pada organisme bersel banyak merupakan cara perbanyakan sel, pertumbuhan,
dan pembentukan sel kelamin. Yang
mana Mitosis bertujuan untuk memperbanyak jumlah sel, berhubungan dengan
pertumbuhan, perbaikan sel-sel rusak, terjadi pada sel-sel tubuh atau sel soma,
hasil dari satu kali metosis dari satu sel induk adalah dua sel anakan yang
memiliki ciri/ sifat yang sama dengan sel induknya. Mitosis melalui fase/ tahap: profase, metafase,
anafase, telofase, dan Interfase. Fase-fase ini memiliki ciri yang khas
berdasarkan pada penampakan kromosomnya. Fase persiapan pembelahannya disebut
interfase, yang tidak memperlihatkan penampakan kromosom, sehingga interfase
dapat disebut sebagai fase diluar fase mitosis, meskipun justru pada interfase
tengah terjadi persiapan untuk mitosis.
Dalam hasil
pengamatan yang kami peroleh, didapat yaitu bahwa fase-fase mitosis secara
berurutan adalah profase yang kemudian diikuti dengan, metafase, anafase,
telofase dan terakhir interfase.
·
Profase
Pada fase ini, sel
induk yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol dari
sentrosom, yang satu tetap di tempat, yang satu bergerak ke arah kutub yang
berlawanan.Tahap ketika sel membelah diri, tanda-tanda
fase ini adalah sebagai berikut: Benang-benang kromatin di nukleus yang
berbentuk seperti jala berubah semakin menebal dan memendek, menjadi kromosom.
Pemendekan ini akibat dari berpilinnya kromosom. Tiap-tiap benang kromosom mengandakan diri sehingga membentuk
struktur simetris yang disebut sebagai kromatid. Kromatid tersebut saling berhubungan melalui suatu
bentuk yang bulat yang disebut sentromer. Membran nukleus
melebur sehingga sel tidak memiliki membran inti. Nukleolus (anak inti) tidak
tampak lagi yang berarti kegiatan transkripsi (DNA mengkopi diri menjadi RNA)
tidak berlangsung lagi. Benang gelendong mulai terbentuk. kromosom mulai bergerak ke tengah.
·
Metafase
Pada tahap ini terjadi
pembagian kromatid di daerah ekuator. Ciri-ciri metafase adalah: Kromatid
terletak di bidang ekuator, menggantung pada benang spindel melalui sentromer. Benang-benang
spindel tampak semakin jelas dan teratur seperti kumparan. Benang-benang ini
terdiri dari serabut protein halus yang terbuat dari microtubule yang sangat kecil. sentomer
menbelah dan masing-masing kromatid menjadi kromosom tunggal. Metaphase
berakhir.
·
Anafase
Fase ini merupakan fase akhir pembelahan, dengan ciri
sebagai berikut: Dua sister kromatid
bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sentomernya tertarik karena kontraksi
dari benang-benang gelendong. Jumlah benang kromosom yang menuju kutub
yang satu sama dengan yang menuju kutub yang lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap
sel anak akan memperoleh 2n kromosom. Terjadi
penyebaran kromosom dan ADN yang seragam di dalam sel. pada akhir anaphase
sekat sel mulai terbentuk dekat bidang ekuator.
·
Telofase
Fase ini merupakan fase akhir pembelahan, dengan ciri
sebagai berikut: Benang-benang gelendong itu hilang. Benang-benang kromosom
sudah berada di kutub masing-masing, yang semakin lama semakin menipis,
kemudian berubah menjadi benang kromatin yang tipis. Membran nukleus mulai
terbentuk lagi. Pada bidang ekuator terbentuk penebalan plasma, yang
selanjutnya akan membagi sel menjadi dua. Terjadi sitokinesis. Maka sel baru itu mempunyai
sifat kenampakan pada interfase. Hasil dari fase telofase ini adalah terbentuknya dua sel anak diploid.
·
Interfase
Interfase disebut pula fase
istirahat namun sebutan ini kurang tepat karena justru pada fase inilah
metabolisme sel giat dilakukan. Selama proses interfase kromosom tidak
kelihatan karena benang-benang kromatin tidak berpilin. Pada fase ini,
mula-mula sel mengalami pertumbuhan priner, kemudian melakukan sintesis, dan
selanjutnya menglami pertumbuhan sekunder. Penjelasannya sebagai berikut: (a) Fase
Pertumbuhan Primer (Growth 1 disingkat G1) Sel yang baru terbentuk
mengalami pertumbuhan tahap pertama. Disini terjadi pembentukan organel untuk
pertumbuhan itu sendiri. (b) Fase Sintesis (disingkat S) Pada tahap ini, sel
melakukan sintesis terutama sintesis materi genetik, yaitu bahan-bahan yang
akan diwariskan pada keturunannya. Materi genetik yang disintesis adalah DNA.
(c) Fase Pertumbuhan sekunder (Growth 2 disingkat G2) Pembentukan organel
untuk sel anakan.
VI. KESIMPULAN
·
Dalam
mitosis, semua sifat yang terkandung di dalam inti sel secara terekam lengkap
pada sel baru.
·
Mitosis
terjadi secara aktif pada jaringan meristem yang sedang tumbuh pesat, seperti
ujung akar, pucuk, dan tunas.
·
Fase-fase
mitosis secara berurutan adalah interfase, profase awal yang kemudian diikuti
dengan profase akhir, metaphase, anaphase, dan terakhir telofase.
·
Mitosis
menuju pada penambahan jumlah sel yaitu terjadi pertumbuhan dan perkembangan.
·
Pada
mitosis setiap sel anakan menerima kromosom dengan pasangan yang lengkap, bahan
gametik dan komponen sitoplasmik yang identik.
·
Tidak
ada perbahan jumlah kromosom.
·
Setiap
fase-fase yang terjadi pada pembelahan mitosis mempunyai ciri-ciri tersendiri
yang membedakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Crowder, L. V. 1997. Genetika
Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Pai, Anna C. 1992. Dasar-Dasar
Genetika. Jakarta: Erlangga.
Suryati, Dotti. 2010. Penuntun
Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas
Bengkulu.
Suryo. 2001. Genetika.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Syamsuri, Istamar, dkk.
2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Welsh, James R.. 1991. Dasar-Dasar
Genetika dan Pemuliaan Tanaman.
Jakarta: Erlangga.
suka
BalasHapus(y)
BalasHapus