Kamis, 03 Mei 2012

LAPORAN PERTANIAN_GENETIKA_CHI SQUARE


Laporan Praktikum Genetika Dasar

Acara 5
“CHI–SQUARE TEST (UJI χ 2)”












DERMAWAN PURBA
E!J0!002!



                                     








Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011



I.       PENDAHULUAN

Dasar Teori
Dalam perhitungan nanti harus diperhatikan pula besarnya derajat kebebasan (bahasa Inggrisnya: Degree of freedom), yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip dikurangi dengan satu. Sebelumnya menggunakan uji χ2 pada data pengamatan acara 1, 2, 3 menggunakan contoh persilangan tanamaan tomat yang tinggi dengan yang pendek, maka F1 semunya tinggi dan F2 terdiri dari 102 tanaman tinggi dan 44 tanaman pendek. Apakah data F2 ini memenuhi nisbih 3:1?. Untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat menggunakan uji χ2 yang perhitungannya seperti pada tabel. Nilai χ2 adalah 2,0548, namun demikian apakah arti dari nilai χ2 ini? Tentunya apabila jumlah pengamatan untuk tiap fenotip memiliki nisbih yang sama dengan harapannya atau nilai – nilai teorinya maka nilai χ2 adalah 0. Jadi nilai x2 yang kecil menunjukkan data pengamatan dan teoritinya maka nilai χ2 yang kecil menunjukkan data pengamatan dan teoritisnya sangat dekat dan sebaliknya apabila nilai χ2 besar menunjukkan deviasi yang besar antara data pengamatan data yang diharapkan.
Tabel 5.1 Perhitungan χ2
Fenotipe
Genotipe
Oi
Ei
(Oi-Ei)
(Oi–)2
Tinggi
T-
102
109.5
-7.5
56,25
0,85137
Pendek
Tt
44
36.5
7.5
56,25
1,5411
Total

146
146
0
0
2.0548

Nilai 109,5 = 3/(3+1)*146 yang merupakan nilai harapan untuk fenotipe rendah adalah = 1/(3+1)*146 = 36,5 angkat N = 146 adalah dinyatakan  sebagai Ei = N .

Nilai χ2 = 3,841 terletak dibawah probabilitas 5 %. Seseorang akan mendapatkan nilai χ2 = 3,841 karena kebetulannya, hanya kira-kira 5 % dari percobaan yang sama apabila hipotesisnya benar. Apabila  χ2 lebih besar dari 3,481 maka probabilitas deviasi terjadi karena kebetulan akan lebih kecil dari 5 %. Apabila hal ini yang diperoleh, maka hipotesis yang menyatakan bahwa data pengamatan dan data teoritis sama atau sesuai ditolak. Dalam contoh diatas χ2 = 2,0548 ternyata lebih kecil dari 3,481. Kita dapat jelaskan bahwa deviasi yang terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data sesuai dengan nisbah 3 : 1.
Nilai 3,481 berasal dari χ2 (tabel chi-square), perhatikan nilai yang terletak dibagian atas dari tabel chi-square menunjukkan besarnya taraf uji dan disebelah kiri ke bawah menunjukkan degree of freedom atau derajad bebas (mulai dari 1, 2 …. Hingga 30). Derajat bebas dalam hal ini memiliki sama dengan banyaknya kelas fenotipe dikurangi satu. Pada contoh diatas jumlah kelas hanya dua (tinggi dan rendah), jadi db (derajad bebas) = 1. Dengan melihat titik potong pada baris db=1dan taraf 5% ditemukan nilai 3,481 yang merupakan nilai maksimum dari χ2 yang dapat diterima bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka. (Suryati,2010)

Tujuan Pratikum

Menghitung χ2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai dengan teori atau diharapkan.
Menginterpretasikan nilai χ2 yang dihitung dengan tabel χ2.





II. TINJAUAN PUSTAKA
Dalam ilmu genetika teori kemungkinan ikut berperan penting, misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari induk/orang tua/parental ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon, bekumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi. Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dan ketidaksaman demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajad bebas). Uji ini dikennal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Metode chi square adalah cara yang dapat kita pakai untuk membanf=singkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan – persilangan dengan hasil yang diharpkan berdasarjab hipotesis secara teoritis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilaikemugkinan untuk menguji hipotesis itu. (Crowder L.V, 1997)
Seringkali percobaan perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai benar dengan hukum Mendel. Kejadian ini biasanya meyebabkan kita bersikap ragu-ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan saja ataukah karena memang ada faktor lain? Berhubung dengan itu perlu diadakan evaluasi terhadap kebenarannya atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan dibandingkan dengan keadaan secara teoritis. Suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu ialah melakukan tes χ2 (bahasa inggrisnya: Chi-square test). Sebenarnya itu bukan huruf X, tetapi huruf Yunani “phi” ( χ ). Untuk mudahnya, huruf Yunani itu lalu dianggap sebagai huruf X. Ukuran seberapa besar deviasi tersebut dituliskan dalam formula atau rumus berikut:

OI = jumlah fenotip yang diamati pada fenotip ke – I
Ei  = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis
S = total dari semua kemungkinan nilai  untuk keseluruhan fenotip.


Tujuan dari χadalah untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil objektivitasnya sesuai dengan model atau teori.
Peristiwa saling asing (mutually exclusive) yaitu peristiwa yang tidak mungkin terjadi secara bersama-sama. Chi-kuadrat adalah uji nyata (goodness of fit) apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Satu cara untuk mengadakan evaluasi itu ialah melakukan tes X2 (Bahasa inggrisnya: chi-square test).


III.           BAHAN DAN METODE PRATIKUM

Bahan dan alat yang digunakan dalam pratikum:
·         Kacang buncis merah dan putih
·         Kantong atau kotak
·         Petridish

Cara kerja:
·         Mencampurkan 200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih, aduk dan ditempatkan dalam satu kotak.
·         Mengambil sampel dari campuran diatas (1) sebanyak satu petridish penuh.
·         Memisahkan dan menghitung yang merah dan yang putih.
·         Mencatat data pada lembar kerja dan menghitung jumlah yang diharapkan berdasarkan jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih.
·         Melengkapi tabel lembar kerja dan menghitung χ2.















IV.   HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Perhitungan χ2 untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang   
                merah dan 200 kacang putih.
1 Koin
Pengamatan
(Observasi = O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
Merah
116
111
-5
25
0,22
Putih
106
111
+5
25
0,22
Total
222
222
0
50
0,44

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,44 < 3,841 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:1).


Tabel 2. Perhitungan χ 2 untuk acara 2 (Mendel I), 20x   
Fenotif
Pengamatan
(Observasi =O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
Merah
16
¾  x 20 = 15
1
1
0,067
Putih
4
¼  x 20 = 5
-1
1
0,2
Total
20
20
0
2
0,267

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,267 < 3,841 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 3:1).






Tabel 3. Perhitungan χ 2 untuk acara 2 (Mendel I), 40x
Fenotif
Pengamatan
(Observasi =O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
Merah
32
¾  x 40 = 30
2
4
0,13
Putih
8
¼  x 40 = 10
-2
4
0,4
Total
40
40
0
8
0,53

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,53 < 3,841 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 3:1).


Tabel 4. Perhitungan χ 2 untuk acara 2 (Mendel I), 60x
Fenotif
Pengamatan
(Observasi =O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
Merah
47
¾  x 60 = 45
2
4
0,0888
Putih
13
¼  x 60 = 15
-2
4
0,2666
Total
60
60
0
8
0,3554

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,3554 < 3,841 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 3:1).








Tabel 5. Perhitungan χ 2 untuk acara 3 (Mendel II)
Fenotipe
Pengamatan
Harapan
Deviasi
(O-E)2
(O-E)2/E
32x
64x
32x
64x
32x
64x
32x
64x
32x
64x
Bulat-Kuning
19
34
18
36
1
2
1
4
0,056
0,111
Bulat-Hijau
5
12
6
12
-1
0
1
0
0,167
0
Keriput-Kuning
7
14
6
12
1
2
1
4
0,167
0,67
Keriput-Hijau
1
2
2
4
-1
0
1
0
0,5
0
Total
32
64
32
64




0,89
0,78

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,89 and 0,78 < 7,82 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesisi diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 9:3:3:1).


Tabel 6. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 30 x
1 Koin
Pengamatan
(Observasi = O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
Gambar
15
15
0
0
0
Angka
15
15
0
0
0
Total
30
30
0
0
0

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0 < 3,841 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:1).






Tabel 7. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 40 x
3 Koin
Pengamatan
(Observasi =O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
3G – 0A
5
5
0
0
0
2G – 1A
16
15
1
1
0,067
1G – 2A
14
15
-1
1
0,067
0G – 3A
5
5
0
0
0
Total
40
40
0
2
0,134

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,134 < 7,82 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:3:3:1).


Tabel 8. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 48x
4 Koin
Pengamatan
(Observasi = O)
Harapan
(Expected)
Deviasi
(O-E)
(O-E)2
4G – 0A
3
3
0
0
0
3G – 1A
12
12
0
0
0
2G – 2A
17
18
-1
1
0,056
1G – 3A
13
12
+1
1
0,083
0G – 4A
3
3
0
0
0
Total
48
48
0
2
0,139

Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,139 < 9,488 maka H0 diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:4:6:4:1).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar