Laporan Praktikum Genetika Dasar
Acara 5
“CHI–SQUARE TEST (UJI χ 2)”
DERMAWAN PURBA
E!J0!002!
Laboratorium Agronomi
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu
2011
I.
PENDAHULUAN
Dasar Teori
Dalam perhitungan nanti harus
diperhatikan pula besarnya derajat kebebasan (bahasa Inggrisnya: Degree of freedom), yang nilainya sama
dengan jumlah kelas fenotip dikurangi
dengan satu. Sebelumnya menggunakan uji χ2 pada data pengamatan
acara 1, 2, 3 menggunakan contoh persilangan tanamaan tomat yang tinggi dengan
yang pendek, maka F1 semunya tinggi dan F2 terdiri dari
102 tanaman tinggi dan 44 tanaman pendek. Apakah data F2 ini
memenuhi nisbih 3:1?. Untuk menjawab pertanyaan ini kita dapat menggunakan uji χ2 yang perhitungannya
seperti pada tabel. Nilai χ2
adalah 2,0548, namun demikian apakah arti dari nilai χ2 ini? Tentunya apabila jumlah pengamatan untuk tiap
fenotip memiliki nisbih yang sama dengan harapannya atau nilai – nilai teorinya
maka nilai χ2 adalah 0. Jadi
nilai x2 yang kecil menunjukkan data pengamatan dan teoritinya maka
nilai χ2 yang kecil
menunjukkan data pengamatan dan teoritisnya sangat dekat dan sebaliknya apabila
nilai χ2 besar menunjukkan
deviasi yang besar antara data pengamatan data yang diharapkan.
Tabel
5.1 Perhitungan χ2
Fenotipe
|
Genotipe
|
Oi
|
Ei
|
(Oi-Ei)
|
(Oi–)2
|
|
Tinggi
|
T-
|
102
|
109.5
|
-7.5
|
56,25
|
0,85137
|
Pendek
|
Tt
|
44
|
36.5
|
7.5
|
56,25
|
1,5411
|
Total
|
146
|
146
|
0
|
0
|
2.0548
|
Nilai 109,5 = 3/(3+1)*146 yang merupakan nilai harapan
untuk fenotipe rendah adalah = 1/(3+1)*146 = 36,5 angkat N = 146 adalah
dinyatakan sebagai Ei = N .
Nilai χ2 = 3,841 terletak dibawah probabilitas 5 %. Seseorang akan
mendapatkan nilai χ2 =
3,841 karena kebetulannya, hanya kira-kira 5 % dari percobaan yang sama apabila
hipotesisnya benar. Apabila χ2
lebih besar dari 3,481 maka probabilitas deviasi terjadi karena kebetulan akan
lebih kecil dari 5 %. Apabila hal ini yang diperoleh, maka hipotesis yang
menyatakan bahwa data pengamatan dan data teoritis sama atau sesuai ditolak.
Dalam contoh diatas χ2 =
2,0548 ternyata lebih kecil dari 3,481. Kita dapat jelaskan bahwa deviasi yang
terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima atau data
sesuai dengan nisbah 3 : 1.
Nilai 3,481 berasal dari χ2 (tabel chi-square),
perhatikan nilai yang terletak dibagian atas dari tabel chi-square menunjukkan
besarnya taraf uji dan disebelah kiri ke bawah menunjukkan degree of freedom
atau derajad bebas (mulai dari 1, 2 …. Hingga 30). Derajat bebas dalam hal ini
memiliki sama dengan banyaknya kelas fenotipe dikurangi satu. Pada contoh
diatas jumlah kelas hanya dua (tinggi dan rendah), jadi db (derajad bebas) = 1.
Dengan melihat titik potong pada baris db=1dan taraf 5% ditemukan nilai 3,481
yang merupakan nilai maksimum dari χ2
yang dapat diterima bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka.
(Suryati,2010)
Tujuan Pratikum
♥ Menghitung
χ2 untuk menentukan apakah
data yang diperoleh cocok atau sesuai dengan teori atau diharapkan.
♥ Menginterpretasikan nilai χ2
yang dihitung dengan tabel χ2.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam ilmu genetika teori
kemungkinan ikut berperan penting, misalnya mengenai pemindahan gen-gen dari
induk/orang tua/parental ke gamet-gamet, pembuahan sel telur oleh spermatozoon,
bekumpulnya kembali gen-gen di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai
macam kombinasi. Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu
uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dari nilai-nilai yang diharapkan
menjadi probabilitas dan ketidaksaman demikian yang terjadi oleh peluang. Uji
ini harus memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajad bebas). Uji
ini dikennal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Metode chi square adalah cara
yang dapat kita pakai untuk membanf=singkan data percobaan yang diperoleh dari
persilangan – persilangan dengan hasil yang diharpkan berdasarjab hipotesis
secara teoritis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan satu
nilaikemugkinan untuk menguji hipotesis itu. (Crowder L.V, 1997)
Seringkali percobaan
perkawinan yang kita lakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai benar
dengan hukum Mendel. Kejadian ini biasanya meyebabkan
kita bersikap ragu-ragu, apakah penyimpangan yang terjadi itu karena kebetulan
saja ataukah karena memang ada faktor lain? Berhubung dengan itu perlu diadakan
evaluasi terhadap kebenarannya atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan
dibandingkan dengan keadaan secara teoritis. Suatu cara untuk mengadakan
evaluasi itu ialah melakukan tes χ2 (bahasa inggrisnya: Chi-square test). Sebenarnya itu bukan
huruf X, tetapi huruf Yunani “phi” ( χ ). Untuk mudahnya, huruf Yunani itu lalu
dianggap sebagai huruf X. Ukuran seberapa besar deviasi tersebut dituliskan dalam
formula atau rumus berikut:
OI = jumlah fenotip
yang diamati pada fenotip ke – I
Ei = jumlah individu yang diharapkan atau
secara teoritis
S = total dari semua kemungkinan nilai
untuk keseluruhan fenotip.
Tujuan dari χ2 adalah untuk mengetahui apakah data yang
didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang
juga dapat diartikan bahwa hasil objektivitasnya sesuai dengan model atau
teori.
Peristiwa saling asing (mutually exclusive) yaitu
peristiwa yang tidak mungkin terjadi secara bersama-sama. Chi-kuadrat adalah
uji nyata (goodness of fit) apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari
nisbah yang diharapkan, tidak secara kebetulan. Satu cara untuk mengadakan
evaluasi itu ialah melakukan tes X2 (Bahasa inggrisnya: chi-square test).
III.
BAHAN DAN METODE PRATIKUM
Bahan dan
alat yang digunakan dalam pratikum:
·
Kacang
buncis merah dan putih
·
Kantong atau kotak
·
Petridish
Cara kerja:
·
Mencampurkan
200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih, aduk dan ditempatkan dalam
satu kotak.
·
Mengambil sampel dari campuran
diatas (1) sebanyak satu petridish penuh.
·
Memisahkan
dan menghitung yang merah dan yang putih.
·
Mencatat
data pada lembar kerja dan menghitung jumlah yang diharapkan berdasarkan jumlah
sampel dan populasi kacang merah dan putih.
·
Melengkapi
tabel lembar kerja dan menghitung χ2.
IV.
HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Perhitungan χ2
untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang
merah dan 200 kacang
putih.
1 Koin
|
Pengamatan
(Observasi = O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
|
Merah
|
116
|
111
|
-5
|
25
|
0,22
|
Putih
|
106
|
111
|
+5
|
25
|
0,22
|
Total
|
222
|
222
|
0
|
50
|
0,44
|
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,44 < 3,841 maka H0 diterima.
Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis
diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:1).
Tabel 2. Perhitungan χ 2 untuk acara 2 (Mendel I),
20x
Fenotif
|
Pengamatan
(Observasi =O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
|
Merah
|
16
|
¾ x 20 = 15
|
1
|
1
|
0,067
|
Putih
|
4
|
¼ x 20 = 5
|
-1
|
1
|
0,2
|
Total
|
20
|
20
|
0
|
2
|
0,267
|
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,267 < 3,841 maka H0 diterima.
Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis
diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 3:1).
Tabel 3. Perhitungan χ 2 untuk acara 2 (Mendel I),
40x
Fenotif
|
Pengamatan
(Observasi =O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
|
Merah
|
32
|
¾ x 40 = 30
|
2
|
4
|
0,13
|
Putih
|
8
|
¼ x 40 = 10
|
-2
|
4
|
0,4
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
8
|
0,53
|
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,53 < 3,841 maka H0 diterima.
Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis
diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 3:1).
Tabel 4. Perhitungan χ 2 untuk acara 2 (Mendel I),
60x
Fenotif
|
Pengamatan
(Observasi =O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
|
Merah
|
47
|
¾ x 60 = 45
|
2
|
4
|
0,0888
|
Putih
|
13
|
¼ x 60 = 15
|
-2
|
4
|
0,2666
|
Total
|
60
|
60
|
0
|
8
|
0,3554
|
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,3554 < 3,841 maka H0 diterima.
Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis
diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 3:1).
Tabel 5. Perhitungan χ 2 untuk acara 3 (Mendel II)
Fenotipe
|
Pengamatan
|
Harapan
|
Deviasi
|
(O-E)2
|
(O-E)2/E
|
|||||
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
32x
|
64x
|
|
Bulat-Kuning
|
19
|
34
|
18
|
36
|
1
|
2
|
1
|
4
|
0,056
|
0,111
|
Bulat-Hijau
|
5
|
12
|
6
|
12
|
-1
|
0
|
1
|
0
|
0,167
|
0
|
Keriput-Kuning
|
7
|
14
|
6
|
12
|
1
|
2
|
1
|
4
|
0,167
|
0,67
|
Keriput-Hijau
|
1
|
2
|
2
|
4
|
-1
|
0
|
1
|
0
|
0,5
|
0
|
Total
|
32
|
64
|
32
|
64
|
0,89
|
0,78
|
||||
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,89 and 0,78 < 7,82 maka H0
diterima. Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian
hipotesisi diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 9:3:3:1).
Tabel 6. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 30 x
1 Koin
|
Pengamatan
(Observasi = O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
|
Gambar
|
15
|
15
|
0
|
0
|
0
|
Angka
|
15
|
15
|
0
|
0
|
0
|
Total
|
30
|
30
|
0
|
0
|
0
|
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0 < 3,841 maka H0 diterima.
Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis
diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:1).
Tabel 7. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 40 x
3 Koin
|
Pengamatan
(Observasi =O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
|
3G – 0A
|
5
|
5
|
0
|
0
|
0
|
2G – 1A
|
16
|
15
|
1
|
1
|
0,067
|
1G – 2A
|
14
|
15
|
-1
|
1
|
0,067
|
0G – 3A
|
5
|
5
|
0
|
0
|
0
|
Total
|
40
|
40
|
0
|
2
|
0,134
|
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,134 < 7,82 maka H0 diterima. Bahwa
deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis diterima
atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:3:3:1).
Tabel 8. Perhitungan χ 2 untuk acara 4 (Probabilitas), 48x
4 Koin
|
Pengamatan
(Observasi = O)
|
Harapan
(Expected)
|
Deviasi
(O-E)
|
(O-E)2
|
|
4G – 0A
|
3
|
3
|
0
|
0
|
0
|
3G – 1A
|
12
|
12
|
0
|
0
|
0
|
2G – 2A
|
17
|
18
|
-1
|
1
|
0,056
|
1G – 3A
|
13
|
12
|
+1
|
1
|
0,083
|
0G – 4A
|
3
|
3
|
0
|
0
|
0
|
Total
|
48
|
48
|
0
|
2
|
0,139
|
Kesimpulan:
X2 hit < X2 tabel; 0,139 < 9,488 maka H0 diterima.
Bahwa deviasi terjadi karena kebetulan belaka, dengan demikian hipotesis
diterima atau data pengamatan sesuai dengan nilai teori (nisbah 1:4:6:4:1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar